Minggu, 23 September 2018

Polemik tarif listrik di Indonesia

Energi sudah menjadi kebutuhan dasar manusia modern. Semua aspek dalam kehidupan kita memerlukan energi, baik kebutuhan mendasar seperti memasak, penerangan, hingga kebutuhan transportasi. Karena energi tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, harga energi pun menjadi sesuatu yang sangat mempengaruhi beragam harga kebutuhan lainnya. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas memang memerlukan ketersediaan energi yang handal dan merata, dalam hal ini secara khusus terkait ketersediaan listrik. Listrik adalah bentuk energi modern yang menopang kehidupan dan mendorong pembangunan serta pertumbuhan ekonomi. Keberadaan listrik membantu terbukanya informasi dari luar, hingga mendorong perekonomian setempat dengan keberadaan alat-alat yang membuat proses produksi lebih efisien. Perlu diingat bahwa tarif listrik kita tidak mengalami kenaikan hingga saat ini, meskipun terjadi perubahan nilai tukar rupiah, harga minyak mentah, dan inflasi; tiga komponen yang menentukan tarif listrik yang dijual oleh PLN. Perubahan nilai ketiga komponen ini sangat mempengaruhi biaya penyediaan listrik, sehingga sebenarnya tarif listrik untuk pelanggan dapat naik atau turun setiap saat. Jika harga minyak naik, tarif listrik seharusnya juga naik, begitu juga sebaliknya. Dengan kondisi saat ini, di mana harga minyak mentah merangkak naik, timbul kekhawatiran bahwa tarif listrik akan naik.


Pemerintah berkomitmen untuk tidak menaikkan tarif listrik hingga tahun 2019. Hal itu dilakukan demi memberikan keadilan bagi masyarakat khususnya rakyat kecil. Pemerintah berkomitmen agar harga untuk rakyat kecil tidak dinaikkan hingga 2019. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa kenaikan TDL listrik dipengaruhi tiga faktor. Faktor tersebut diantaranya nilai tukar rupiah, harga minyak dunia dan inflasi. Sebenarnya tidak hanya tarif listrik yang jadi permasalahan namun banyak warga Indonesia, yang hingga saat ini masih menghadapi tantangan pemenuhan energi untuk semua warganya. Di tahun 2017, masih terdapat 5 juta rumah tangga atau sekitar 20 juta penduduk Indonesia yang belum mendapatkan akses listrik. Dari angka tersebut, sebagian besar berada di Indonesia bagian timur dan di daerah perdesaan. Mereka yang sudah mendapatkan akses listrik pun belum tentu mendapatkan listrik selama 24 jam penuh. Pemerataan akses listrik di Indonesia banyak terkendala tantangan geografis. Berpulau, banyak pegunungan, banyak lembah, hingga tersebarnya jumlah penduduk.

Namun saat ini Program penyambungan listrik gratis untuk masyarakat tidak mampu yang dilakukan 35 perusahaan Badan Usaha Milik Negara dipercaya akan mendorong pencapaian penyebaran kelistrikan. Alokasi subsidi khusus untuk penambahan ini mungkin berkisar dari Rp 1 triliun hingga Rp 1,5 triliun. Hal tersebut tentu saja untuk mengejar target rasio elektrifikasi 99,9 persen. Pihak PLN pun mengklaim bahwa tarif listrik di Indonesia masih terbilang murah dengan rata-rata sebesar USD 11,1 sen per kilo Watt hour (kWh). Tarif ini jauh lebih murah ketimbang Malaysia USD 12,9 sen per kWh, Thailand USD 13,5 sen per kWh dan Filipina tarif listriknya, rata-rata USD 18,67 sen per kWh. Sumber energi yang digunakan untuk pembangkitan listrik PLN saat ini sebenarnya bukan lagi didominasi bahan bakar minyak, melainkan batubara (55%). Senasib seperti minyak bumi, harga batubara juga meroket pelan-pelan. Bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batubara memang memiliki fluktuasi harga yang tinggi, karena ketersediaannya yang makin berkurang. Belakangan, kenaikan harga batubara global menjadi momok yang cukup serius bagi PLN.



Harga batu bara yang mencapai USD 90 per ton mengakibatkan biaya pokok penyediaan (BPP) listrik naik dan menjadikan beban keuangan PLN dan pemerintah semakin berat. Penggunaan energi primer yang didominasi bahan bakar fosil (minyak dan batubara) dalam penyediaan listrik membuat PLN dan pemerintah rentan pada fluktuasi harga energi primer yang memiliki dinamika cukup tinggi dan bergantung pada harga pasar internasional. Di sisi lain, pemerintah perlu mempertimbangkan untuk mendorong penggunaan energi bersih dan terbarukan (seperti angin, matahari, panas bumi) untuk penyediaan ketenagalistrikan di Indonesia. Energi terbarukan yang bersih dan berkelanjutan baiknya dipandang sebagai energi masa depan. Dengan teknologi yang semakin berkembang dan beragam skema pendanaan yang ada, potensi energi terbarukan yang besar di Indonesia sangat dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan listrik nasional. Sayangnya, harga listrik dari energi terbarukan saat ini masih dianggap tinggi. Untuk menjadi kompetitif dengan batubara, diperlukan adanya dukungan pemerintah untuk industri dalam negeri, pemberian insentif fiskal dan non fiskal, dan ragam kebijakan yang mempermudah pengembangan energi terbarukan baik untuk badan usaha milik negara ataupun pihak swasta. Ini tentu bukan pekerjaan mudah dan bisa dicapai dalam jangka pendek.

Selasa, 24 April 2018

Watt UPS


Setiap PC atau komputer pasti membutuhkan listrik untuk bisa berjalan, lalu bagaimana jika aliran listrik (main power) terputus? Bisa dipastikan PC akan mati. Tak jarang jika aliran listrik terkadang putus disaat kita sedang melakukan pekerjaan, hal ini tentu saja akan sangat memberatkan kita baik dari segi waktu ataupun keamanan hardware kita. Sering kali kerusakan yang ada pada perangkat keras komputer terjadi akibat padamnya aliran listrik. Lalu bagaimana cara mengatasinya? Langkah yang tepat adalah dengan memilih UPS (Uninterruptable Power Supply) sebagai penawarnya, cara tersebut dirasa tepat setelah padamnya listrik jelas tak bisa kita hindari. Banyak UPS yang tersedia dipasaran, tiap UPS memiliki tipe, fitur dan spesifikasi yang beragam. Memilih UPS dengan tepat wajib hukumnya, karena jika salah memilih UPS maka UPS tidak akan bekerja sesuai dengan fungsinya.




Fungsi dasar UPS adalah menyediakan suplai listrik sementara ke PC tanpa terputus pada saat main power-nya tidak bekerja. hal ini dilakukan agar seluruh proses dapat dihentikan dengan benar, seluruh data dapat disimpan dengan aman, dan komputer dapat dimatikan dengan benar. Jadi fungsi UPS itu bukan agar pengguna tetap dapat bekerja, melainkan agar user mampu menyelesaikan hal-hal kecil yang tidak sempat terselesaikan sewaktu suplai listrik terputus. Oleh karena itu memilih UPS dengan tepat sangat ditekankan, dikarenakan fungsi dari UPS tidak akan bekerja jika kita salah dalam membeli UPS dengan tepat. Ada banyak sekali model UPS yang dijual dipasaran, UPS yang dijual di pasaran digolongkan menjadi 3 sub-tipe. Tipe-tipe ini mendeskripsikan tipe dari teknologi yang digunakan oleh UPS untuk melindungi komputer anda dan menjelaskan bagaimana cara kerjanya dari mulai mengganti sumber tenaga utama ke sumber tenaga cadangan. Sebelumnya sudah dijelaskan mengenai perbedaan dari tipe-tipe UPS ini, baca disini. 

Cara kerja UPS ini bisa kita pertimbangkan sebagai bahan memilih UPS dengan tepat dan sesuai dengan kebutuhan kita. Agar anda memilih UPS dengan tepat seperti apa yang anda butuhkan, tidak hanya itu UPS harus sesuai dengan budget anda agar tetap efisien dan juga mampu membantu anda memelihara PC anda. Yang harus diperhatikan adalah besar dari tenaga yang di rencanakan untuk melindungi seluruh kebutuhan perlengkapan anda. Lama waktu yang anda butuhkan atau inginkan agar komputer anda bisa tetap menyala, sekali lagi perlu di ingat bahwa UPS tidak digunakan agar anda tetap bisa bekerja.  Line Interctivity (automatic voltage regulation) dan simulated sine-wave vs pure sine-wave. Seberapa Besar Tenaga Yang Dibutuhkan Oleh Device Saya? Dan Apa Perbedaan Antara Nilai Tegangan Dan Daya Listrik Pada UPS?

   Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengukur berapa tenaga listrik yang dibutuhkan untuk menghidupkan komputer anda. Beberapa metode berisi informasi tambahan dari pihak produsen mengenai konsumsi energi dari setiap hardware yang ada. Ini merupakan hal yang sangat mudah, anda hanya tinggal menjumlahkan daya yang dibutuhkan oleh tiap perangkat keras anda. Jadi saya asumsikan anda mengetahui cara untuk menghitung konsumsi listrik yang dibutuhkan oleh komputer anda. Terdapat kasus dimana sebuah komputer membutuhkan setidaknya 400W agar bisa hidup. Pertanyaannya adalah, berapa besar daya listrik UPS yang harus dipilih agar komputer kita aman? 

Pertama, anda mungkin bingung karena kebanyakan UPS mencantumkan konsumsi energi mereka dalam VA (satuan tegangan) dan watt (satuan daya), anda harus jeli karena kedual nilai ini sangatlah berbeda. Akan tetapi, volt-ampere memiliki kesamaan secara dimensi dengan watt. Bagaimanapun juga nilai dari tenaga UPS ini bisa diwakilkan oleh 2 konvensi yang berbeda. Sangat direkomendasikan jika anda tidak menggunakan lebih dari 60% kapasitas tegangan UPS (dalam satuan VA). Nilai daya(W) dari UPS setidaknya bernilai 60% dari nilai tegangan (VA). Sebagai contohnya UPS dengan nilai tegangan 2000 VA memiliki nilai daya sebesar 1200 W (2000 x 0.6 = 1200).



Sekarang kita tahu bagaimana cara menghitung konversi dari tegangan ke daya, selanjutnya kita bisa fokus kepada nilai daya(watt) yang diberitahukan oleh UPS. Kembali ke dalam kasus yang tadi, saya memiliki daya 400W pada komputer yang akan dipasang UPS. Pertama anda mungkin berpikir untuk memilih UPS dengan daya sebesar 400W atau tegangan sebesar 750VA, langkah ini sama sekali tidak di rekomendasikan. Alangkah baiknya kita memilih UPS yang memiliki rentang daya 20-25% lebih besar dari PC kita. Hasilnya bisa kita dapatkan sebesar 500W. (400 + (400 x 0.25) = 500W).




Jadi untuk komputer yang menggunakan daya sebesar 400W sebaiknya anda memilih UPS yang memiliki daya sebesar 500W atau tegangan sebesar 850VA. Ingat, selalu gunakan UPS dengan daya sebesar 20-25% lebih besar dari daya komputer anda. Ketika memilih watt UPS dengan harga yang mahal maka semakin besar pula nilai tegangan (VA) yang akan didapatkan. Kebanyakan UPS dengan tegangan listrik(VA) yang besar memiliki jalur keluar (output) yang lebih banyak. UPS dengan tegangan listrik yang besar mampu memberikan tenaga cadangan yang cukup besar pula. Memilih UPS dengan tepat memang tidak mudah mengingat kebutuhan jaman sekarang semakin kompleks dan bervariasi. Jika melihat penjabaran diatas, terdapat beberapa poin-poin penting yang harus diperhatikan dalam memilih UPS dengan tepat, seperti: mengerti besar daya dari PC, barang elektronik atau server yang akan dipasang UPS, mampu memperkirakan besar daya UPS yang akan dibeli. Berikut sebuah tabel yang bisa dijadikan referensi dalam membeli UPS yang tepat sesuai dengan kebutuhan anda.




Saat ini anda mungkin sedang mencari watt UPS ICA yang tepat bagi kebutuhan computer anda. Artikel berikut mungkin dapat memberi ide kepada anda sebelum anda menghubungi kami untuk kebutuhan UPS ICA anda. UPS VA adalah angka umum yang digunakan untuk menilai ukuran UPS. Komputer baru, dirancang untuk mematuhi standar berorientasi ramah lingkungan, salah situ fiturnya adalah koreksi faktor masukan daya (input power factor correction)yang perlu dipertimbangkan saat menentukan kapasitas watt UPS yang anda perlukan. Dua angka Volt - Ampere (VA) dan Watt (W) menentukan kapasitas Uninterruptible Power Supply. Keduanya harus lebih dari beban yang diperlukan.VA mewakili total (kadang-kadang disebut jelas) daya listrik, diperoleh hanya dengan mengalikan utama tegangan oleh penggunaan ampere saat ini. Watt gambar mewakili daya yang sebenarnya, diperlukan oleh CPU computer anda, angka ini diperoleh dengan mengalikan tegangan utama dengan nilai utama frekuensi komponen saat ini. Rasio Watt untuk VA didefinisikan sebagai faktor daya (PF).

Biasanya, Arus dari Power Supply memiliki pulsa berbentuk gelombang. Saat ini terdiri dari dasar listrik frekuensi sinusoidal komponen sekitar 0.7 (70%) yang berarti tenaga yang diberikan tidak selalu penuh Contohnya, sebuah server standar 120V, misalnya, 2.5A dari listrik, memiliki tingkatan input daya 300 VA (120V x 2.5 A) dan 210 W (300VA x 0,7), dan membutuhkan setidaknya 300 VA / 210 W UPS. Gerakan menuju teknologi ramah lingkungan juga mempengaruhi standard pasokan tenaga, berakibat pada meningkatnya efisiensi server untuk menanggulangi penurunan 30% yang disebabkan oleh frekuensi sinusoidal yang dijelaskan diatas. Pasokan listrik komputer baru, yang menerapkan koreksi faktor daya (input power factor correction) untuk mencapai sinusoidal arus dengan hampir kesatuan faktor daya, adalah tren yang sedang berjalan. Peraturan terbaru, seperti Energy Star, memerlukan server faktor daya masukan angka untuk berada di atas 0,95 pada beban penuh. Sehingga, server 120V baru gambar 2.5A dari induk mungkin memerlukan 300 VA dan 285 Watt (300VA x 0,95 PF).



Kebanyakan UPS 300VA dirancang untuk menyediakan maksimum 210 Watt beban, dan tidak akan mampu menahan beban yang memerlukan 285 Watt. Oleh karena itu, sebelum membeli UPS baru perlu di hitung agar tidak hanya berpatokan pada VA, tetapi juga persyaratan Watt. Jika UPS melayani lebih dari sebuah server tunggal, kedua jumlah daya UPS Volt Ampere dan Watt harus di atas VA masing-masing dan jumlah Watt setiap server. Menghubungkan ke UPS yang memerlukan daya watt, di atas kekuatan yang didukung UPS, mungkin merusak semi konduktor dari Inverter dalam UPS karena terlalu panas, salah satunya adalah menyebabkan kerusakan pada baterai. Anda memerlukan Angka Volt Ampere dan Watt yang diperlukan untuk menentukan ukuran tepat UPS. VA rating mudah dihitung dengan mengalikan tegangan listrik (baris) dengan total konsumen saat ini, umumnya disajikan pada label setiap konsumen. Rating watt tidak selalu ditampilkan pada konsumen label atau dokumen yang terkait. Dalam hal demikian, itu harus diukur oleh Watt meter, atau diperoleh dari pemasok konsumen. 

Pendekatan alternatif adalah berasumsi bahwa beban memiliki faktor daya kesatuan dan mencari UPS yang memiliki rating watt, yang sama dengan rating VA. Sikap ini, meskipun lebih mahal, mungkin pendekatan yang terbaik karena meliputi juga kemungkinan penggantian server masa depan, yang mungkin akan memiliki PF yang sama. Kedua VA dan Watt peringkat harus melebihi rating beban masing-masing dengan margin keselamatan yang wajar. Sayangnya kita mungkin menghadapi rintangan baru ketika mencari UPS tepat. Di pasar UPS Indonesia, sering hanya angka UPS VA disediakan oleh Penjual atau informasi penjualan produsen. Spesifikasi teknis tertentu UPS harus dirujuk untuk mendapatkan peringkat watt relevan yang mendukung UPS. Namun pada UPS ICA, informasi tersebut sudah kami cantumkan pada buku manual dan kemasan.