Proses pendistribusian
energi listrik, memiliki urutan jaringan listrik, urutan tersebut bisa
diurutkan dari setelah tenaga listrik dibangkitkan oleh suatu pusat pembangkit
listrik, selanjutnya tenaga listrik disalurkan (ditransmisikan) melalui
jaringan transmisi. Dari jaringan transmisi selanjutnya didistribusikan kepada
para konsumen tenaga listrik melalui jaringan distribusi tenaga listrik. Pada
PTL biasanya membangkitkan energi listrik pada tegangan menengah, yaitu pada
umumnya antara 6-20 kv, pada sistem tenaga listrik besar atau jika PTL terletak
jauh dari pemakai, maka tegangannya perlu ditaikan melalui saluran transmisi
dari dari tegangan menengah (TM) menjadi tegangan tinggi (TT) bahkan tegangan
ekstra tinggi (TET). Pada pembangkit tegangan yang dikeluarkan oleh generator
yaitu 16 KV kemudian dinaikan tegangannya melalui Trafo Step-up di GITET hingga
tegangannya menjadi 500 KV, kemudian dialurkan melalui SUTET
untuk menuju ke konsumen pemakai tegangan tinggi, sebelum kekonsumen pemakai
tegangan tinggi tegangan terlebih dahulu diturunkan dari TET menjadi TT yaitu
sekitar 150 KV, tegangan tersebut diturunkan melalui Trafo step-down yang
berada di Gardu Induk (GI). Setelah itu
listrik dialirkan melalui SUTT menuju ke konsumen pemakai Tegangan Menengah,
sebelum kekonsumen pemakai (TM), tegangan diturunkan kembali oleh Gardu Induk
melalui Trafo step-down, dari (TT) menjadi (TM) yaitu sekitar 20 KV. Mendekati
pusat pemakaian tenaga listrik yang umum, energi listrik yang dialirkan melalui
JTM tegangan diturunkan, dari TM menjadi TR oleh Trafo step-down di gardu
distribusi, tegangannya yaitu 220 dan 380 volt, yang kemudian didistribusikan
ke pemakai oleh gardu distribusi melalui JTR.
Ruang lingkup dari sistem distribusi dan transmisi
energi listrik meliputi :
·
GITET :
Gardu Induk Tegangan Ekstra Tingi
·
GI
: Gardu Induk
·
SUTET :
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi
·
SUTT
: Saluran Udara Tegangan Tinggi
·
JTM
: Jaringan Tegangan Menengah
·
JTR
: Jaringan Tegangan rendah
Sistem Tegangan
distribusi yang digunakan di Indonesia adalah berkisar 3 KV, 6 KV, 7 KV, 9 KV,
11,5 KV, 20 KV dan 24 KV. Namun yang umum digunakan pada sistem tegangan
distribusi PLN adalah 6 KV, 12 KV 20 KV dan 24 KV, dan sisanya adalah tegangan
yang bersumber dari transformator yang khusus digunakan beberapa industri
tertentu. Gardu induk distribusi primer PLN, memasok daya listrik kekonsumennya
dengan dua jalur distribusi yang dibedakan pemakaiannya. Yaitu konsumen besar
(Kawasan Industri) dan konsumen-konsumen yang menggunakan tenaga istrik dengan
level tegangan rendah (380/220 Volt) seperti rumah tangga, industri kecil,
perkantoran, pertokoan dan sebagainya. Untuk konsumen besar yang menggunakan
energi listrik yang besar, PLN memasok kebutuhan listriknya melalui Jaringan
Tegangan Menengah (JTM) 20KV atau 24KV dengan jalur distribusi kawat penghantar
udara atau Penghantar bawah tanah ke Gardu Induk (GI) konsumen untuk pemakaian
sendiri. Sedangkan untuk kebutuhan rumah tangga, perkantoran dan industri
kecil, PLN memasoknya melalui Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20KV ke gardu
distribusi Sekunder yang dibangun pada lokasi-lokasi tertentu. Dan disalurkan
kembali ke trafo tiang step down didekat pusat-pusat pelanggan, untuk
selanjutnya penyaluran distribusi daya listrik tersebut diteruskan melalui
Jaringan Listrik Tegangan Rendah (JTR) 380/220 Volt ke meter-meter pelanggan.
Jaringan listrik yang
masuk ke rumah kita berasal dari kabel PLN yang masuk melewati KWH meter dan
MCB, dengan urutan jaringan listrik sebagai berikut:
·
Pertama-tama dua buah kabel hitam(kabel
twis) dari tiang listrik disekitar rumah akan dibentangkan ke rumah kita, dua
kabel itu terdiri dari kabel fasa/positip/setrum dan kabel netral/negatip
·
Kabel fasa akan disambungkan ke input
KWH meter kemudian akan disambungkan ke input MCB, dari MCB kabel
fasa akan masuk ke dalam rumah berupa kabel NYM berwarna
hitam(umumnya) ukuran 2,5mm untuk selanjutnya dapat digunakan oleh
kita/konsumen.
·
Kabel netral atau negatip dari PLN akan
tersambung ke terminal KWH meter kemudian akan masuk ke rumah untuk dapat
digunakan.
Selain dua buah kabel yang datang dari
PLN ada juga kabel yang khusus dipasang sebagai grounding/arde, kabel ini
terhubung langsung ke tanah/bumi dengan cara menanamkan pipa besi ke dalam
tanah dengan kedalaman tertentu untuk kemudian akan dihubungkan dengan kabel
NYM yang berwarna kuning, kabel ini akan dihubungkan pada setiap terminal
stopkontak. Fungsi kabel grounding/arde adalah untuk menghilangkan strum kecil
yang biasanya terdapat pada badan alat elektronik seperti kulkas,komputer
dll. Selain itu grounding berfungsi untuk membuang arus liar yang dapat
menimbulkan percikan api pada stopkontak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar